Nahkali ini bahas drone lagi hehe, setelah drone besar sekarang ke mini saya beli bekas kondisi rusak, nah saya benerin sendiri dan ketemu tapi sayangnya dr Kodeyang terakhir adalah ARF yang merujuk pada "Almost Ready to Fly". Artinya, Drone tersebut harus dirangkai oleh kita agar bisa terbang. 3. Perhatikan body Drone. Perlu Anda ketahui bahwa tidak semua Drone didesain sama. Seperti yang sudah disebutkan pada poin sebelumnya bahwa tidak semua Drone mudah untuk diterbangkan. Umumnyaitu adalah factor penting yang dicari sebab dengan drone yang memiliki waktu terbang lama akan mempermudah kita dalam ambil peristiwa - peristiwa tersendiri tak perlu bolak - balik changer batrey. 5 Drone dengan Waktu Terbang Terlama yang Wajib Kamu Beli 1. Easy Drone XL Pro Untukpemetaan, minimal drone sanggup terbang selama 20 menit untuk memetakan lahan yang luasnya kurang lebih 10 hektar. Drone dari DJI sudah ada yang memiliki spesifikasi seperti yang sudah disebutkan diatas tadi. Seperti memiliki kamera yang bagus, kemampuan terbang yang bisa diandalkan juga kamera yang mumpuni untuk menghasilkan gambar bagus. Saatpemantauan gedung atau bangunan tinggi drone dapat menabrak sisi bagian gedung kalau tidak berhati-hati, walaupun sekilas saat kita melihat video dari layar remote control atau smarphone kita saat drone terbang melintas bangunan, jarak drone ke bangunan tidak terlalu dekat, akan tetapi kita lupa kalau drone mempunyai baling-baling yang Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd Nợ Xấu. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Menerbangkan drone memang tidak selalu mulus, ada masa-masa dimana saat menerbangkan drone menjadi turun sendiri dan menjadi tidak stabil. Jika tidak bisa menyeimbangkannya maka akan berdapampak buruk pada manuver drone dan drone dapat jatuh. Lalu apa sih penyebab drone menjadi tidak stabil? Simak selengkapnya di sini. 1. Cuaca yang Buruk Faktor cuaca atau angin yang buruk dan datang dari arah berlawanan dengan arah penerbangan drone bisa membuat pergerakan drone tidak stabil meskipun ada drone yang diklaim tahan angin. Kondisi cuaca terik, berembun, dan berkabut juga memiliki pengaruh dalam kondisi drone. Baca juga Perbedaan Drone FPV vs Drone Konvensional2. Sensor Bermasalah Sensor drone yang bermasalah juga jadi penyebab drone tidak stabil, khususnya dalam hal kontrol dan informasi. Ketika salah satu drone tidak bekerja dengan baik, maka kinerja sensor lainnya menjadi tidak optimal untuk menjaga keseimbangan dan kestabilan. source dorangadget 3. Jangkauan TransmitterBila tidak ada halangan di kondisi sekitarnya maka kinerja transmitter akan menjadi lebih baik, namun saat banyak halangan atau obstacle maka interfensi sinyal menjadi lebih banyak yang akhirnya mampu mengacak dan merusak frekuensi sinyal drone. 4. Center Gravity Karena drone memiliki berat di bagian tertentu membuatnya miring sendiri dan tidak berada di pusat center of gravity yang membuatnya jadi tidak stabil. Pastikanlah drone tidak terlalu miring ke kiri maupun kanan saat diterbangkan. Baca juga 5 Panduan Membawa Drone di Pesawat Terbang5. Aksesoris dan SparepartPenggunaan aksesoris dan spare part yang tidak sesuai dengan bodi drone, atau ada kotoran yang menempel hingga ada bagian yang rusak juga bisa membuat drone terlihat tidak stabil terutama saat manuver dan pengendalian. Karena itu pastikan untuk selalu cek kondisi drone Andra. Lihat Inovasi Selengkapnya Doran Gadget – Terkadang ketika menerbangkan drone, pilot pernah mengalami kendala tertentu. Salah satunya adalah drone yang turun sendiri saat terbang dan tidak stabil. Hal ini akan berdampak pada manuver drone. Jika tidak segera ditangani drone dapat jatuh dan terbentur. Lantas, apa saja penyebab drone tidak stabil dan bisa turun sendiri saat terbang? Berikut ulasannya yang perlu Sobat Doran ketahui. Penyebab Drone Tidak Stabil1. Faktor Kondisi Cuaca2. Sensor Drone yang Bermasalah3. Penyebab Drone Tidak Stabil – Jangkauan Transmitter4. Center Gravity5. Penyebab Drone Tidak Stabil – Part yang DigunakanKesimpulan dan Penutup Penyebab Drone Tidak Stabil Ada lima faktor utama yang seringkali menjadi penyebab drone tidak stabil dan turun sendiri saat terbang. Baik itu faktor eksternal yang ada pada drone maupun karena faktor dari eksternal. 1. Faktor Kondisi Cuaca Faktor yang pertama adalah karena kondisi cuaca saat drone diterbangkan. Salah satunya adalah faktor kecepatan angin di udara. Terlebih lagi angin yang berlawanan dengan arah penerbangan drone. Memang, ada drone yang tahan angin, namun hal itu terbatas untuk kecepatan angin tertentu saja. Apabila melebihi batasannya, maka drone akan tidak stabil. Kemudian, kondisi seperti cuaca yang terik dan berembun atau kabut juga berpengaruh. Ketika drone diterbangkan dalam kondisi yang terik, akan berdampak pada komponen yang cepat panas pula dan meningkatkan kinerja. Inilah yang membuat daya baterai cepat habis dan tak stabil. Begitu pun saat kondisi berkabut, dikhawatirkan air bisa masuk ke celah-celah kecil komponen dan berpengaruh. Baca juga 5 Masalah Drone yang Sering Terjadi dan Solusinya 2. Sensor Drone yang Bermasalah Selanjutnya adalah mengenai sensor pada drone. Flight controller drone terdapat beberapa sensor penting seperti giroskop, barometer, dan akseleromete, hingga magneto. Sensor giroskop yang pendek membuat drone terbang lebih stabil. Khususnya dalam hal kontrol dan informasi. Apabila salah satu sensor drone tidak bekerja dengan baik, akan membuat kinerja sensor lainnya menjadi tidak optimal untuk menjaga keseimbangan dan kestabilan. Termasuk dalam mengatur kecepatan putaran rotasi drone saat berada di udara. 3. Penyebab Drone Tidak Stabil – Jangkauan Transmitter Ketiga ialah masalah jangkauan dari koneksi transmitter. Seperti yang kita ketahui bersama, transmitter merupakan penghubung sinyal dari controller ke pesawat drone. Kinerja transmitter akan lebih baik jika tidak ada halangan dari kondisi sekitarnya. Baik itu bentang alam seperti perbukitan, pepohonan, dan objek lain seperti gedung bertingkat, bangunan tinggi, serta lainnya. Itu artinya, semakin banyak penghalang tersebut maka transmitter menjadi tidak optimal. Sinyal pun akan terganggu, terlebih lagi jika banyak interferensi sinyal. Misalnya sinyal dari jaringan radio lainnya. Tentu hal tersebut dapat mengacak dan merusak frekuensi sinyal drone dan membuat pengontrolan lebih susah. Sehingga, drone tidak bisa terbang dengan stabil. Baca juga 5 Penyebab GPS Drone Tidak Terkoneksi dan Cara Mengatasinya 4. Center Gravity Faktor yang penting diperhatikan lainnya adalah center of gravity. Bisa dibilang istilah tersebut adalah posisi dimana drone sejajar dalam posisi yang benar-benar tepat. Jadi, pastikan drone tidak terlalu miring ke sisi kiri maupun kanan saat diterbangkan. Maka, Anda dapat mengubah posisi ketika terlalu miring tersebut sesegera mungkin. Cek pula apakah drone memiliki berat di bagian tertentu sehingga membuatnya miring sendiri walaupun sudah dikontrol menggunakan controller. Dengan begitu, dapat terhindar dari kemiringan dan drone berada dalam posisi center of gravity yang tepat. 5. Penyebab Drone Tidak Stabil – Part yang Digunakan Penyebab drone tidak stabil dan sering turun sendiri yang terakhir bisa jadi karena aksesoris dan spare part yang digunakan. Misalnya part tersebut mengalami kerusakan karena benturan atau terdapat partikel atau kotoran yang menempel di bagian komponen tertentu. Sebagai contoh flight controller yang terkena benturan tentu akan berpengaruh terhadap sensitivitas manuver dan pengendalian. Oleh karena itulah, selalu lakukan perawatan dan pembersihan komponen drone secara berkala. Apalagi ketika terkena benturan atau crash. Di sini beberapa cara yang dapat digunakan seperti menyemprot secara perlahan dengan kompresor, membersihkan bagian dengan alkhohol dan diusap menggunakan kain khusus atau tisu. Lalu, pastikan juga komponen lainnya dalam kondisi stabil dan tidak panas setelah diterbangkan. Baca juga 10 Tips Mencegah Drone Menabrak atau Jatuh Kesimpulan dan Penutup Itulah beberapa alasan dan penyebab drone tidak stabil dan dapat turun sendiri ketika terbang. Maka dari itu, sangat penting bagi Anda untuk mengecek segala kondisi sebelum menerbangkannya. Mulai dari kondisi drone dan melihat faktor eksternal yang dapat menghalangi kinerja drone. Jangan lupa untuk selalu produk drone terbaik dan aksesorisnya dari DJI yang bisa didapatkan di Doran Gadget. Semua produk yang kami jual merupakan barang asli dengan garansi resmi pabrikan. Ada pula berbagai program dan promo yang bisa Anda dapatkan dalam setiap pembelian melalui store, website, dan aplikasi Doran Gadget. Informasi lebih lanjut, hubungi CS kami via WhatsApp di sini. - Pesawat tanpa awak atau drone sudah kian marak dipakai. Pesawat nirawak itu sudah dipakai oleh perorangan, lembaga atau komunitas untuk mendokumentasikan gambar, video dari drone sudah terasa di Indonesia. Munculnya beberapa komunitas drone bisa menandai antusiasme orang Indonesia untuk menggunakan drone. Pilot drone bisa memakai pesawat nirawak untuk leluasa menjelajahi udara. Tapi sejak pertengahan Mei 2015, kebebasan itu terancam. Drone tak lagi bebas mengudara. Musababnya adalah keluarnya aturan penggunaan drone yang ada pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 90 Tahun 2015 tentang Pengendalian Pengoperasian Pesawat Udara Tanpa Awal di Ruang Udara yang Dilayani Indonesia. Permenhub ini mengatur, terdapat sejumlah kawasan yang sama sekali tidak ada yang boleh ada yang terbang di atasnya atau diistilahkan sebagai prohibited area. Contohnya adalah Istana ada juga restricted area atau kawasan terbatas. Kawasan ini seperti instalasi militer, yang penerbangan harus ada izin khusus. Kemudian ada juga kawasan keselamatan operasi penerbangan seperti bandar udara, yang mana setiap penerbangan harus melalui mekanisme air traffic controller yang berada di bawah Kementerian drone dibolehkan di wilayah yang disebut controlled airspace yang berada di bawah ketinggian 150 meter dari permukaan. Jika terbang di luar wilayah itu, harus mendapatkan izin dari Kementerian Navigasi Penerbangan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Novie Riyanto, mengatakan pertimbangan keluarnya Permenhub itu adalah soal keselamatan penerbangan. Dengan banyaknya drone yang terbang tinggi ratusan meter, harus diatur, agar tidak menganggu lalu lintas penerbangan. "Sebab dikhawatirkan ada helikopter yang umumnya terbang sekitar 1500 kaki 457 meter. Dikhawatirkan akan ada insiden dengan helikopter. Jadi pertimbangannya ya saol keselamatan penerbangan," ujar Novie kepada Jumat 18 September mengatakan ketentuan batas ketinggian 150 meter mengadopsi aturan lembaga penerbangan sipil internasional, International Civil Aviation Organization ICAO. Batas ketinggian tersebut juga sudah sesuai dengan lingkungan ketentuan penerbangan di Indonesia. Selain keamanan untuk tidak menganggu penerbangan komersil, kata Novie, pembatasan ketinggian terbang juga akan menghindari kemungkinan buruk lainnya. Misalnya, drone yang dikendalikan melebihi jarak 150 meter, maka berpotensi lepas kendali. "Kalau terlalu tinggi itu terus bisa hilang, kalau begitu terus gimana," kata batas ketinggian penerbangan drone tersebut menuai pertanyaan dari kalangan jurnalis foto. Eddy Hasby misalnya, fotografer Kompas ini mengaku kerap menggunakan drone untuk mendapatkan sudut pandang yang dibutuhkan terbang maksimal 150 meter, bagi Eddy, bakal kerap diterobos jurnalis di lapangan. Menurutnya, dalam pratiknya selama ini, ia menerbangkan drone melebihi ketinggian maksimal 150 meter. Eddy mencontohkan rekaman drone yang dilakukan medianya saat peliputan pembukaan Tol Cikopo-Palimanan jelang lebaran lalu. Untuk mengambil gambar dari atas persimpangan di tol terbaru tersebut, drone harus diterbangkan melampaui 150 meter. Selain soal aturan ketinggian maksimal, persoalan izin untuk menerbangkan drone juga dipertanyakan. Apalagi bagi jurnalis dalam keadaan peristiwa darurat yang memerlukan perekaman atau pengambilan gambar dari udara. Dengan ketentuan harus meminta izin jika menerbangkan drone di atas 150 meter, maka kerja jurnalis diperkirakan akan terhambat oleh aturan tersebut. Terkait dengan hal ini, Novie mengatakan batas ketinggian 150 meter merupakan batasan yang sudah cukup bagi jurnalis termasuk dalam pengambilan gambar sebuah peristiwa darurat. "Saya rasa tidak ada sesuatu yang penting di atas 150 meter ya. Ini kan hitungannya 150 meter di atas laut lho ya," katanya. Untuk itu, Novie menegaskan prinsipnya semua penerbangan drone di atas 150 meter harus mengajukan izin ke Kementerian Perhubungan. Sesuai ketentuan, jika menerbangkan di bawah 150 meter bisa dilakukan tanpa izin sepanjang di wilayah yang tak dilarang sesuai ketentuan Permenhub tersebut. Novie mengatakan jangan khawatir kepada para pilot yang akan menerbangkan drone. Sebab ia memastikan proses perizinan bisa keluar dalam waktu singkat, yaitu antar 3-4 hari. Proses ini malah lebih cepat dari ketentuan yang dicantumkan dalam Permenhub tersebut yang mana perizinan memakan waktu 14 hari kerja. "Paling lambat seminggulah. Izin ke kita saja, nanti kami lihat ada ganggu penerbangan atau nggak. Kalau enggak ya dinotifikasikan," kata Permenhub tersebut ditetapkan pada 12 Mei 2015, Novie mengatakan Kemenhub telah menerima pengajuan perizinan menerbangkan drone. Secara umum perizinan drone dilakukan dalam waktu yang singkat dan tidak banyak yang mendapatkan penolakan. "Kita keluarkan untuk beberapa tempat. Tapi ada yang enggak kita keluarkan, soalnya ada yang izin dekat di dekat Bandara Gorontalo. Kita batasi," kata dia. Penetapan peraturan tersebut juga menjadi perhatian bagi komunitas drone yang tergabung dalam Asosiasi Pilot Drone Indonesia APDI. Ketua Harian APDI, Fajar Yusuf mengatakan secara prinsip asosiasinya setuju dengan pembatasan penerbangan dalam ketinggian maksimal 150 meter. Sebab APDI juga mengakui pentingnya keselamatan penerbangan harus menjadi perioritas. Namun APDI menyoroti beberapa poin dalam Permenhub tersebut. "Soal perumusan normanya. Isi besarnya baik ya, untuk mengatur keamanan penerbangan, tapi ini dirumuskan tak sempurna," kata dia. Fajar memahami aturan pelarangan penerbangan pada restricted area memang diterapkan dengan mempertimbangkan pertahanan dan keamanan, tapi menurutnya area terbatas itu cakupannya luas, bahkan lintas provinsi. Ia mengatakan jika membuka peta, wilayah yang disebutkan restricted area mencakup sampai ke Jogjakarta dan Solo. "Apa memang maunya kita menerbangkan drone untuk di halaman rumahnya saja, di Jogja atau Solo itu tidak boleh lagi terbangkan. Itu kan berlebihan," kata dia. Seharusnya, Fajar mengatakan, dalam penerapan area terbatas tersebut dilakukan per zonasi, yaitu ada area yang diperbolehkan, ada yang tidak diperbolehkan untuk menerbangkan drone. Wilayah yang perlu dilarang untuk penerbangan drone yaitu bandara, terutama bandara yang mana beroperasi jet tempur nasional. Hal itu untuk mengurangi potensi drone yang mengganggu jet tempur yang terbangnya mencapai ribuan kaki. "Akan lebih masuk akan kalau ada perbatasan wilayah udara, misalnya radius 6 Km. Di luar wilayah itu bsia diperbolehkan terbang" ujarnya. APDI juga menyoroti keharusan mengajukan izin terbang saat pilot atau operator akan menerbangkan drone pada ketinggian lebih dari 150 meter, yang harus mengurus ke Kementerian Perhubungan di Jakarta. Hal ini menurutnya akan merepotkan. Sebab selama ini, perizinan menerbangkan pesawat nirawak sudah pernah dikeluarkan oleh pemerintah daerah setempat. Lantas dengan keluarnya Permenhub, berarti pilot drone akan meminta izin juga mengkritik saat mekanisme izin penerbangan drone yang belum jelas, Kemenhub sudah ancang-ancang untuk membuat regulasi tentang keselatan penerbangan sipil. Ia yakin jika demikian, aturan keselamatan penerbangan sipil itu akan makin tidak jelas, sebab menurut APDI, Permenhub Nomor 90/2015 saja masih ada banyak hal yang harus direvisi. "Karena regulasi nanti Kemenhub akan atur semua drone, semua jenisnya dan harganya, bobotnya harus diregistrasi dari pemerintah. Ini seperti kode PK dalam pesawat terbang," kata dia. APDI dalam hal ini menolak asas pukul rata semua drone harus disertifikasi dan diregistrasi. Aturan sertifikasi idealnya diterapkan untuk drone yang memiliki spesifikasi tinggi misalnya dari sisi bobot dan kemampuan pemerintah pukul rata semua jenis drone, maka yang muncul adalah overregulated. "Misalkan nanti ada yang beli drone di Pasar Gembrong pasar tradisional di Jakarta, masak mainan anak-anak harus registrasi," tuturnya. Soal sertifikasi drone, Kemenhub mengakui hal itu. Kementerian yang dipimpin oleh Ignasius Jonan itu mengaku sedang menggodok aturan keselamatan penerbangan sipil. Dalam peraturan itu nanti, kata Novie, akan diatur drone dengan basis bobot sampai kualifikasi pilot drone. Gambaran aturan ini, kata dia, bisa seperti regulasi yang berlaku di Eropa. Novie mengatakan di Benua Biru untuk drone dengan bobot 200 Kg harus mendapatkan sertifikasi, perawatan laiknya pesawat terbang."Misalnya untuk drone yang bobotnya 15-20 Kg cukup di registrasi saja," kata mengatakan idelnya untuk sertifikasi drone dan pilot harus ada pembedaan. Drone wahana berat yang berbobot di atas 25 Kg dan beroperasi di atas 150 meter itu yang seharusnya menjadi wilayah pemerintah. Dibawah itu sebaiknya, kata APDI, tidak dikenakan izin maupun sertifikasi kompetensi pilot drone, Fajar mengatakan sebaiknya diserahkan ke asosiasi profesi. Nantinya setelah lolos dari ujian asosiasi, maka pemerintah akan menerbitkan izin pilot. Dahului ASFajar mengatakan rencana pemerintah mengatur registrasi dan sertifikasi drone terlihat ingin mendahului Amerika Serikat yang mana merupakan pusat industri drone. Di Negeri Paman Sam, kata dia, aturan soal registrasi dan sertifikasi masih dalam bentuk draf dan akan dilegalkan sekitar 2020. Draf tersebut masih dalam perdebatan dan saat ini masih diujipublikkan. Ia menambahkan draf pengaturan drone di AS membedakan benda terbang sipil dalam dua bentuk, pertama aero modeling dengan kualifikasi bobot bendanya ringan dan kemampuan terbang bisa sampai 500 kaki, sedangkan benda terbang kedua yaitu drone yang memiliki kemampuan di atas aero modeling. "Peraturan kita ke depan bisa sama ratakan itu, kita enggak ada perbedaan benda terbang ringan dan berat sampai operasinya di atas 150 meter," jelasnya. Untuk itu ia berharap sebaiknya aero modeling ditetapkan maksimal benda terbang yang memiliki bobot 25 Kg sedangkan drone di atas 25 Kg. "Nggak masalah soal lisensi atau sertifikasi, tapi ini untuk yang 25 Kg dan yang mampu terbang di atas 150 meter," tuturnya. Terkait izin drone, praktik yang ada di Amerika Serikat pun diterapkan untuk kemampuan yang tinggi. Fajar mengatakan ada tiga hal yang mengharuskan pilot drone di negara adidaya itu harus mengajukan izin yaitu selama pilot menggunakan wahana terbang berat, pilot mengoperasikan di atas 150 meter dan operasi drone untuk kepentingan dari Swnewsmedia, Jumat 18 September 2015, untuk penerbangan diatur oleh Federal Aviation Administration FAA. Lembaga ini merupakan otoritas penerbangan nasional Amerika Serikat. FAA mengatur untuk kepentingan rekreasi, drone harus diterbangkan tidak lebih dari 400 kaki. Pertimbangnnya agar drone tidak menganggu operasi pesawat berawak saat menghubungi bandata atau menara kendali. Aturan FAA membatasi drone di sekitar bandara harus dioperasikan setidaknya 6 mil dari bandara. Untuk kepentingan komersial, pilot drone atau entitas bisnis harus mendapatkan otorisasi dari FAA, yang dikenal dengan 'Section 333 Exemption'. Setiap lembaga bisnis yang ingin memakai drone untuk komersil. FAA mensyaratkan entitas itu harus mendapatkan sertifikasi otorisasi yang akan membatasi ketinggian terbang drone. Entitas bisnis juga akan mendapatkan nomor identifikasi dari otoritas setempat dan harus mengajukan lisensi operator komersil. Sedangkan untuk lembaga pemerintah yang memakai drone juga harus mengajukan permohonan sertifikasi otorisasi. Permohonan tidak berlaku untuk lembaga penegak hukum. Untuk konteks izin menerbangkan drone di Indonesia, Fajar berpendapat seharusnya jangan berbasis kepentingan komersil. Drone yang bobotnya kurang dari 25 Kg meskipun dilakukan untuk kepentingan komersil tidak layak untuk diharuskan minta izin. "Kita lihat di rezim perikanan. Nelayan kapal tradisional saja enggak perlu izin untuk tangkap ikan. Itu bisa kok," ujar dia. Sindrom Ahmed MohamedPeraturan drone yang berpotensi overregulated bisa memupuskan potensi pengembangan bidang teknologi mutakhir tersebut. APDI melihat drone bisa memicu kreativitas, meningkatan kemampuan teknologi anak bangsa serta juga mendukung pengembangan industri kreatif. Fajar mengatakan saat ini, sudah banyak anak sekolah di Indonesia yang meminati sekolah robot. Ia khawatir pembatasan terlalu ketat dalam potensi drone bisa melahirkan sindrom Ahmed Mohamed, bocah di AS yang terkekang kreativitasnya akibat kasus jam rakitannya. Dengan adanya regulasi yang membatasi pengembangan drone, maka akan berdampak pada potensi anak kecil di Indonesia yang sudah bisa merakit. "Kalau ada regulasi membatasi, ya mereka bisa rakit tapi enggak bisa diterbangkan. Ini hambat kreativitas untuk lebih menguasai teknologi. Regulasi ini harusnya hindari orang jadi gagap teknologi," kata dia. Drone mengatakan pesawat terbang ini juga tidak hanya digunakan oleh kelangan pegiat saja. Drone dipakai oleh profesional industri kreatif untuk mendukung pariwisata dengan merekam keindahan alam Indonesia. Pesawat nirawak ini juga bisa dimanfaatkan untuk kegiatan penelitian, pembangunan sektor agraria dalam hal penyebaran benih sampai pengawasan tumbuhan. "Ini juga bisa dipakai untuk mendukung kebijakan pemetaan," katanya. Bayangkan, kamu baru membeli drone dari hasil menabung dn kerja keras, lalu ketika baru beberapa kali diterbangkan, drone kamu crash. Sakit tapi nggak berdarah, guys. Padahal, drone crash dapat dihindari jika kamu benar-benar mengenali drone-mu dan mengikuti prosedur yang benar serta tips-tips menghindari drone crash. Mau tahu bagaimana tips-tipsnya? Sudah kami rangkumkan, lho, buat kalian pembaca setia yuk simak artikelnya! Mengapa Drone bisa jatuh? Unmanned Aerial Vehicles UAV atau yang lebih dikenal dengan drone, dapat terjatuh akibat beberapa faktor, yakni sebagai berikut1. Malfungsi Rotor Rotor/propeller drone anda telah dirancang sedemikian rupa sehingga kuat namun juga cukup rentan terkikis, tercuil, atau bengkok jika terbentur. Selalu periksa kondisi setiap rotor sebelum penerbangan untuk memastikan semua rotor dalam kondisi sempurna. 2. Hilangnya sinyal GPS Jika anda terbang di dalam ruangan, anda pasti akan kesulitan mendapatkan sinyal GPS. Jika memungkinkan, selalu terbangkan drone di area terbuka dan jauh dari bangunan tinggi untuk mendapatkan sinyal GPS yang optimal. 3. Kompas eror Salah satu penyebab terbesar drone jatuh adalah kompas yang tidak terkalibrasi dengan benar. Kompas drone dapat terganggu oleh sumber magnetik dan rekuensi radio apapun. Jangan letakkan drone terlalu dekat dengan magnet seperti yang ada pada pengerasi suara mobil, dan interferensi elektromagnetik dari lingkungan sekitar saat terbang, seperti kabel listrik atau menara sinyal seluler. 4. Terputusnya koneksi transmisi video Ini merupakan pengaruh drone jatuh yang paling umum lainnya, bisa terjadi kapan saja dan umumnya diakibatkan karena kabel-kabel yang longgar dan port-port yang rusak. Pastikan semua kabel telah terpasang dengan benar sebelum terbang dan dilepaskan dengan benar setelah mendarat untuk menjaga dan merawat port agar tetap dalam kondisi baik. Ketika kamu kehilangan sinyal dan kendali atas drone, biasanya pilot akan menginisasi fungsi RTH supaya drone kembali dengan otomatis. Ini berarti drone akan mengikuti jalur untuk kembali ke Home Point, tanpa menghindari rintangan yang bisa saja ditemui di perjalanan. Oleh karena itu, jangan langsung gunakan fungsi RTH ketika kamu kehilangan sinyal, tetap tenang dan tunggu beberapa saat sebelum melakukan fungsi RTH. 5. Home Point yang salah Titik home point salah? Kok bisa ya? Nah, kejadian semacam ini bisa terjadi ketika GPS lock hilang beberapa saat ketike terbang, sehingga drone mengkalibrasikan home point yang salah. Ingatlah selalu bahwa home point bisa berada di titik lepas-landas drone-mu, atau posisi remote controller jadi cek kembali home point sebelum terbang. Terakhir, pastikan kamu mengatur ketinggian RTH lebih tinggi dari benda atau bangunan apapun di sekitar lingkungan penerbanganmu, demi menghindari resiko tertabrak objek selama perjalanan. Ketinggian 100 meter dapat dikatakan cukup aman, kecuali kamu terbang di daerah perkotaan dengan gedung-gedung tinggi. 6. Drone kekurangan/kehabisan daya Hal penting yang seringkali diremehkan para pilot drone selalu terbang dengan baterai yang terisi penuh, jangan tergoda untuk terbang dengan sisa kapasitas baterai rendah atau baterai yang baru diisi sebagian. Banyak drone yang jatuh karena kehabisan baterai di tengah penerbangan dan tidak memiliki cukup daya untuk terbang kembali. Sebelum mendarat, drone harus memiliki setidaknya 30% baterai, sehingga ketika dalam situasi darurat drone-mu tidak bisa langsung mendarat, drone mampu terbang ke tempat lain untuk mengatasi masalah ini. Selain itu, meskipun drone DJI memiliki fitur failsafe RTH dimana drone akan secara otomatis kembali ke home point ketika baterai mencapai 10 %, selalu ada kemungkinan drone akan menemui rintangan atau bahkan drone lain saat di perjalanan pulang karena tidak ada daya yang cukup untuk menaikkan drone ke ketinggian yang cukup aman. 7. Salah arah terbang Ketika drone terbang dengan sangat tinggi, tentu akan sulit melihat arah terbang drone, khususnya untuk para pilot pemula. Kesulitan melihat arah drone ini dapat menjadikan pilot menerbangkan drone ke arah yang salah. Pastikan kamu benar-benar mengenali sisi depan dan belakang drone-mu supaya hal ini tidak terjadi. Apa yang sebaiknya dilakukan setelah drone jatuh? Resiko drone jatuh tidak memandang bulu dan dapat terjadi kepada siapa saja, baik pilot pemula maupun pilot berpengalaman sekalipun. Terkadang, jatuhnya drone merupakan salah pilot, namun terkadang juga dapat diakibatkan oleh faktor-faktor yang tidak bisa kita hindari. Jadi, apa sih, yang sebaiknya kita lakukan ketika drone kita jatuh? Pertama-tama, segera ambil drone, lalu periksa secara fisik apakah ada kerusakan pada drone-mu. Jika ada kerusakan, bawalah ke DJI Service Center terdekat dan ceritakan kronologi kejatuhan sedetail mungkin dan tunjukkan kerusakan yang ada. Pertolongan Pertama Ketika Drone Jatuh Matikan drone, lalu remote controller, dan lepaskan baterai dan baling-baling Bersihkan tanah/pasir/serpihan yang menempel pada drone dengan cairan alkohol dengan menggunakan kapas/tisu Balikkan drone lalu putarkan rotor perlahan untuk mengeluarkan tanah atau pasir yang masuk, lalu tiuplah atau gunakan kompresor udara untuk mengeluarkan tanah atau pasir yang masih ada. Periksa pergerakan gimbal, apakah ada bagian yang bengkok, atau retak Periksa bagian kamera apakah ada keretakan atau kabel yang longgar Periksa baterai apakah ada kerusakan Periksa baling-baling, apakah ada retak atau tercuil. Jika iya, ganti dengan baling-baling yang baru. Periksa penyangga gimbal apakah masih terpasang dengan baik dan rapat. Periksa seluruh struktur drone apakah ada retakan, termasuk landing gear. Periksa setiap motor apakah masih terpasang dengan baik dan tidak longgar, terutama di bagian baut-bautnya. Menyalakan Kembali Masukkan kembali baterai ke drone jika sudah melakukan langkah-langkah di atas Nyalakan drone pada permukaan yang rata Kalibrasikan kompas, lalu kalibrasikan IMU Periksa dan coba semua pergerakan gimbal melalui remote controller saat drone dalam posisi diam, lalu ulangi sambil menggerakkan drone Nyalakan motor tanpa baling-baling dan periksa pergerakannya apakah bergetar atau kelihatan abnormal Matikan motor, lalu pasangkan baling-baling, nyalakan kembali motor, dan periksa kembali apakah motor bergetar atau berputar dengan tidak normal Terbangkan drone dan perhatikan jika ada pergerakan atau getaran yang tidak normal Saat terbang, rekam video, lakukan pergerakan dasar seperti maju, mundur, bergerak ke kiri, kanan, yaw kiri, yaw kanan, naik, dan turun Lihat hasil video untuk memastikan drone tidak bergoyang atau bergetar Lakukan penerbangan dengan ketinggian rendah dan pelan, hindari area di atas permukaan air, untuk memastikan drone anda masih berfungsi dengan baik Jogja Sky DJI Sales & Service Center Jika kamu menemukan adanya kerusakan atau kejanggalan pada drone-mu, segera bawa ke DJI Service Center terdekat di kotamu. Jika kamu berada di Yogyakarta dan sekitarnya, kamu bisa langsung mengunjungi kami untuk memperbaiki drone-mu. Jika kamu berada di luar wilayah Yogyakarta, jangan sedih! Kamu bisa menghubungi kami dan kami akan siap membantu dan memberikan solusi terhadap kerusakan drone-mu. Bagi yang belum tahu, Jogja Sky memiliki layanan perawatan produk dan service gratis, lho! Sebagai DJI Service Center, kami siap membantu dan menangani berbagai masalah drone DJI. Kami memiliki 2 jenis service yang bergaransi dengan rincian sebagai berikut. Setelah mengetahui berbagai penyebab dan apa yang harus dilakukan jika drone kamu jatuh, jangan lupa untuk selalu memperhatikan persiapan-persiapan sebelum terbang dan menjaga perangkat drone, remote controller, serta baterai agar tetap awet dan terjaga kualitasnya. Semoga bermanfaat! Ikuti kami di Comments comments DJI Indonesia – Masalah drone tentu dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi para penggunanya. Sebab, apabila masalah ini cukup besar berpotensi pada kerusakan drone dan bisa saja drone terjatuh saat dioperasikan. Namun, hal itu dapat dicegah dan diminimalisir dengan mengetahui penyebabnya. Masalah Drone yang Sering Muncul1. Permasalahan Pada Baling-Baling2. Sinyal GPS yang Terhalang3. Masalah Drone – Arah Terbang yang Tidak Normal4. Masalah Pada Baterai5. Lensa yang Buram dan MengembunPenutup Masalah Drone yang Sering Muncul Penyebab masalah drone yang kerap kali muncul biasanya dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal drone itu sendiri. Melansir dari berbagai sumber, berikut beberapa permasalahan yang sering muncul dan cara mengatasinya. 1. Permasalahan Pada Baling-Baling Baling-baling merupakan salah satu bagian terpenting agar drone dapat terbang dengan baik. Meski begitu, baling-baling atau propeller juga rentan terkikis karena hal tertentu. Termasuk mengalami kerusakan ringan seperti tercuil, hingga patah maupun bengkok saat terkena benturan. Maka dari itu, periksa secara berkala kondisi baling-baling saat akan diterbangkan. Pastikan semuanya dalam kondisi baik dan tidak mengalami kerusakan sekecil apapun. Gantilah baling-baling ketika terdapat masalah. 2. Sinyal GPS yang Terhalang Hampir semua drone termasuk drone DJI, dilengkapi dengan sistem GPS yang sudah terintegrasi. Namun, dalam pengoperasiannya terkadang sinyal GPS drone bisa mengalami masalah seperti terhalang atau bahkan hilang. Permasalahan tersebut biasanya dikarenakan penerbangan berada di yang cukup luas, atau melebihi jarak jangkau sinyal. Begitu juga dengan faktor geografis, seperti gedung-gedung tinggi, perbukitan dan pegunungan bisa menghalangi sinyal GPS drone. Mengatasinya, cobalah untuk menerbangkan di area terbuka dan saat cuaca dalam kondisi cerah. Baca juga 10 Tips Mencegah Drone Menabrak atau Jatuh 3. Masalah Drone – Arah Terbang yang Tidak Normal Sinyal GPS yang hilang atau terhalang menjadi masalah drone yang tak kalah seriusnya. Sebab, hal itu dapat membuat arah terbang menjadi abnormal. Ini disebabkan kalibrasi kompas tidak sesuai. Biasanya, selain karena sinyal GPS terhalang, faktor lainnya adalah drone terganggu sumber magnetik maupun frekuensi radio. Maka, sebaiknya hindari meletakkan drone dengan sumber elektromagnetik yang cukup kuat. Misalnya saja adanya sinyal dari kabel listrik maupun tower sinyal seluler. Jangan lupa juga untuk memperhatikan remote controller drone. Pastikan kalibrasi dan setting-nya sudah benar. 4. Masalah Pada Baterai Permasalahan krusial lain ialah pada baterainya. Drone umumnya memiliki waktu terbang selama 30-40 menit di udara. Namun, terkadang terdapat masalah pada baterai sehingga berpengaruh terhadap durasi penerbangan. Apabila hal itu dibiarkan, permasalahan baterai bisa membuat daya semakin menurun bahkan tidak dapat berfungsi. Agar daya baterai tetap prima, sebaiknya lepas charger saat mengisi daya ketika sudah penuh. Kemudian, saat baterai telah digunakan hingga lebih dari 80% Anda perlu menghentikan pengoperasian drone dan isi daya kembali menggunakan charger original. Jangan lupa untuk selalu merawat dan menyimpan baterai drone di tempat yang aman. 5. Lensa yang Buram dan Mengembun Masalah terakhir ialah lensa yang buram atau mengembun. Misalnya pada drone DJI Mavic series ketika digunakan. Penyebab utama masalah ini biasanya adalah faktor cuaca yang dingin, sehingga lensa mengembun. Begitu juga dengan menerbangkan pada ketinggian tertentu. Untuk mengeringkannya, Anda bisa menghangatkan suhu di area drone saat tak digunakan. Ini bisa dilakukan dengan blower, dan pastikan berada pada jarak aman sekitar 30cm dan lakukan perlahan. Cara lainnya adalah, masukkan drone di tempat yang kering dan mampu menyerap kelembapan dengan bahan kimia seperti silica gel. Lalu, tutup tempat tersebut dalam beberapa saat. Baca juga 5 Cara Mudah Mengatasi Lensa Drone Mengembun Penutup Masalah drone di atas meski tidak sering terjadi, namun hal itu cukup mengganggu operasional. Terlebih pada saat drone diterbangkan untuk merekam objek-objek penting. Oleh karena itu, ada baiknya selalu menggunakan spare part dan aksesoris drone original dari seperti aksesoris drone DJI yang bisa Anda dapatkan di authozied dealer DJI Surabaya, DJI Semarang, dan DJI Jakarta di Doran Gadget. Semua produk yang kami jual merupakan barang original dengan garansi resmi dari pabrikan. Informasi mengenai pembelian dan pemesanan, hubungi CS kami via WhatsApp di sini. Jangan lupa ikuti kamu di Instagram dan Telegram untuk informasi promo menarik di waktu tertentu. Artikel terkait

penyebab drone tidak bisa terbang tinggi